Showing posts with label curhat mahasisiwa. Show all posts
Showing posts with label curhat mahasisiwa. Show all posts

Kos yang Buruk dan cara menanganinya

Tuesday, February 15, 2011

Udah biasa hidup di pulau orang dengan bertempat tinggal di kos pas  pasan ,,hari ini aku nyempetin diri bersih - bersih para kotoran jahat yang ada di lantae dengan senangnya aku ngepel saya akan senang walau kadang untuk itu semua perlu energi yang cukup hmmm dengan di temani "SAPI " aku bersih - bersih senangnya bersih bersih dengan sapi ,,,,,,sapi memang kadang suka teledor low lagi kerja tapi walaupun begitu dia kuterima apa adanya ,,,,,,setelah selesai aku bersih - bersih baju orang yang jawa bilang "umbah-umbah" pakaian yang kotor sangat banyak ,,,dengan suara lantang si sapi memarahiku "DASAR KOPROH"(bahasa jawa ) aku tersipu malu dibuatnya ,,,walau sisapi teledor tapi dia sangat cinta akan kebersihan ..... hehehe maklum sisapi perempuan kalau aku kan laki-laki yang kerjannya hanya mencari uang dan uang ,,,saatnya cuci baju dengan semangat tinggi aku cuci baju satu persatu dengan cepatnya sampai jam menunjukkan pukul 14.30 hehe setelah itu badan ini protes karena kotor dan bau lalu aku putuskan untuk mengambil handuk dan sabun ,,,saaatnya mandi  ,,setelah wangi dan udah wudhu lalu sholat aku mempersiapkan diri lagi untuk bersih-bersih kaca hahha,,udah deh ...makasih sapi
READ MORE - Kos yang Buruk dan cara menanganinya

Kekafiran Vs Motivasi diri yang tak terlaksanakan

Friday, January 21, 2011

Inilah aku ,,si busur panah yang siap menebas setiap  lawan yang ada  di depan,,,inilah aku manusia jalan yang senang hanya pada dunia saja ,,,hingga lupa akan akherat,,,,lebih dari 3 mingguan aku lupa akan Tuhanku ,,,tapi di hati ini masih terukir nama - nama Rabbku,,,,aku hanya tidak menjalankan shalat ,,,kenapa hati ini tidak melakukan shalat padahal setiap perjalanan hidupku aku torehkan kata "bismillahirrohmaan nirrohiim " mungkin hati ini ingin bersimpuh maaf pada Rabbku tapi apa daya otak kayak tidak mengijinkan ,,,,sejalan dengan kurungan rintihan atau godaan mungkin hingga semua akan menghilang pada panutannya ,,,,
READ MORE - Kekafiran Vs Motivasi diri yang tak terlaksanakan

mr

Monday, December 28, 2009

Dearest Friend,

Thanks for your mail and your concern. In my last mail to you I introduced myself and gave you a summary of the present predicament I have found myself and how I lived my life(financial-wise).My failing health has necessitated my present over view of life and the meaning of life itself as it relates to day-to-day living. Even surgery which is a last resort has been done but the cancer has already spread into the stomach and intestines.

The fund in questions is privately kept and I wanted to put it in capable hands for disbursement. Other such funds that I left to my relatives to disburse to charity were all plundered and used for their personal purposes.

For this reason I have decided that within the confines of my hospital room and the privacy of my computer (to which I have limited use of the internet connection) to look for a suitable person to transfer ownership of the deposit to, and after claiming the money, disburse 80% of the $8, million dollars to various charitable organizations of your choice in various countries and then retain 20% of the money for your effort. The $8, million dollars is deposited in a private Security Firm in Europe .

This is not a business proposal and I do not expect any returns or share of the money. I am dying and I have distributed most of my earthly possessions to various individuals, groups and organizations. This deposit of $ 8, million dollars is the bulk of what is left. It is unknown to my other relatives. If I do not find a suitable person to disburse the funds as I plan to, then on my death, the Security Firm holding the deposit would have to notify my next of kin to claim the deposit as stipulated on the deposit agreement. And from what I have seen of how they spent the other funds I designated for the same purpose, leaving the fund in their care would be a colossal waste of all I have worked and lived for.

If you would be able to help me fulfill this last living request, I would need you to get back to me on the following issues, after reading and understanding this few lines.

1. That you are in a position to be trusted with such a large amount of fund, and that you have a heart for charity and thus would not have any problems locating the right charity and human aid groups to disburse the fund to. It would be nice to know what charities you have in mind to donate the money to.

2. That you are willing to contact the Security Firm, holding the deposit to discuss the terms of releasing the funds to you.

3. That you fully understand this transaction up to this stage and you are ready to proceed under these terms.

Please send your full contact details as I requested in my previous mail. I will need you to send me your full names, direct tel/fax number and your full postal address so I can send it to the Security Firm so they can get in touch with you immediately.

In the attachments above is my present state of health in those pictures.

I await your prompt response.

Best regards,
Mr. Abraham Jahiem Howard.


READ MORE - mr

Ketika Pelajar Bertanya Tentang Twitter

Wednesday, October 21, 2009

Tulisan ini hasil obrolan semalam yang disebarkan saat Bandungers Blogger On Air semalam. Acara yang rutin diadakan setiap selasa malam dari jam 19.00-20.00 ini memang membicarakan hal yang sedang hangat di dunia maya.

Maka tak salah saat edittag bersama host bercerita tentang acara Pesta Blogger 24 Oktober nanti, juga jumlah pengguna Facebook di Indonesia, perhatian justru banyak ditanyakan ketika membicarakan Twitter.

Seperti Mosi, yang mengaku pelajar di sebuah SMA di Bandung, bertanya apakah boleh anak sekolah juga bergaul di Twitter. Setengah bercanda, edittag menjawab, TIDAK BOLEH, namun HARUS!. Alasannya :

1. Twitter bukan social networking, namun information networking (mencuri perkataan CEO Twitter Evan Williams). Status mereka yang masih pelajar sangat lekat dengan informasi, terutama di sekolahnya. Ini yang menyebabkan mereka bisa menyampaikan kabar secara real time dengan mudah.
2. Ketiadaan komentar (seperti halnya di Plurk dalam satu timeline) menjadikan mereka mesti informatif tanpa berharap adanya feedback berupa komentar masuk. Banyaknya komentar bisa jadi semacam motivasi saat mereka gabung di dunia social media. Semakin banyak komentar, semakin eksis mereka dalam lingkungannya. Berharap komentar menyebabkan mereka kadang menyampaikan informasi dengan narsis, berlebihan.

Adanya beberapa diantara mereka yang akhirnya tak meneruskan aktivitas di Twitter juga karena beberapa penyebab. Paling mudah mencari alasan dari sini adalah, kesalahan mengikuti orang (following), ketika mereka hanya mendapati pengguna twitter lain hanya bercerita tak penting, mereka tak bisa membedakannya dengan media lain. Justru di Twitter kita punya banyak referensi untuk membicarakan bidang tertentu. Ini bisa jadi acuan yang baik untuk berkomunikasi dengan pihak lain di ranah maya.
READ MORE - Ketika Pelajar Bertanya Tentang Twitter