Moslem.Blog: Moslem.Blog: jumlah muslim di dunia tahun 2010

Tuesday, April 27, 2010

READ MORE - Moslem.Blog: Moslem.Blog: jumlah muslim di dunia tahun 2010

Moslem.Blog: jumlah muslim di dunia tahun 2010

yo ta mosok skmono cok cok

READ MORE - Moslem.Blog: jumlah muslim di dunia tahun 2010

jumlah muslim di dunia tahun 2010

Friday, April 23, 2010


Country Name Total Population Muslims Percentage Number of Muslims
Afghanistan 22,664,136 100% 22,664,136
Albania 3,249,136 75% 2,436,852
Algeria 29,183,032 99% 28,891,202
Angola 10,342,899 25% 2,585,725
Antigua and Barbuda 65,647 n/a
Argentina 34,672,997 2 693,460
Aruba 67,794 5 3,390
Australia 18,260,863 2.09 382,000
Azerbaijan 7,676,953 93.4 7,170,274
Bahrain 590,042 100 590,042
Benin 5,709,529 15 856,429
Bangladesh 123,062,800 85 104,603,380
Bhutan 1,822,625 5 91,131
Bosnia and Herzegovina 2,656,240 40 1,062,496
Botswana 1,477,630 5 73,882
Brazil 162,661,214 0.6 1,000,000
Brunei 299,939 63 188,962
Bulgaria 8,612,757 14 1,205,786
Burkina Faso 10,623,323 50 5,311,662
Burma 45,975,625 10 4,597,563 4,597,563
Burundi 5,943,057 20 1,188,611
Cambodia 10,861,218 1 108,612
Cameroon 14,261,557 55 7,843,856
Canada 28,820,671 1.48 400,000
Central African Republic 3,274,426 55 1,800,934
Chad 6,976,845 85 5,930,318
China 1,210,004,956 11 133,100,545
Christmas Island 813 10 81
Cocos (Keeling) Island 609 57 347
Comoros 569,237 86 489,544
Congo 2,527,841 15 379,176
Cote d'Ivoire 14,762,445 60 8,857,467
Croatia 5,004,112 1.2 60,049
Cyprus 744,609 33 245,721
Djibouti 427,642 94 401,983
Egypt 63,575,107 94 59,760,601
Equatorial Guinea 431,282 25 107,821
Eritrea 3,427,883 80 2,742,306
Ethiopia 57,171,662 65 37,161,580
Fiji 782,381 11 86,062
France 58,317,450 7 4,082,222
Gabon 1,172,798 1 11,728
Gambia 1,204,984 90 1,084,486
Gaza Strip 923,940 98.7 911,929
Georgia 5,219,810 11 574,179
Germany 83,536,115 3.4 2,840,228
Ghana 17,698,271 30 5,309,481
Gibraltar 28,765 8 2,301
Greece 10,538,594 1.5 158,079
Guinea 7,411,981 95 7,041,382
Guinea-Bissau 1,151,330 70 805,931
Guyana 712,091 15 106,814
Hong Kong 6,305,413 1 63,054
India 952,107,694 14 133,295,077
Indonesia 206,611,600 95 196,281,020
Iran 66,094,264 99 65,433,321
Iraq 21,422,292 97 20,779,623
Israel 5,421,995 14 759,079
Italy 57,460,274 1 574,603
Japan 125,449,703 1 1,254,497
Jordan 4,212,152 95 4,001,544
Kazakstan 16,916,463 51.2 8,661,229
Kenya 28,176,686 29.5 8,312,122
Kuwait 1,950,047 89 1,735,542
Kyrgyzstan 4,529,648 76.1 3,447,062
Lebanon 3,776,317 70 2,643,422
Liberia 2,109,789 30 632,937
Libya 5,445,436 100 5,445,436
Lesotho 1,970,781 10 197,078
Macedonia 2,104,035 30 631,211
Madagascar 13,670,507 20 2,734,101
Malawi 9,452,844 35 3,308,495
Malaysia 19,962,893 52 10,380,704
Maldives 270,758 100 270,758
Mali 9,653,261 90 8,687,935
Malta 375,576 14 52,581
Mauritania 2,336,048 100 2,336,048
Mauritius 1,140,256 19.5 222,350
Mayotte 100,838 99 99,830
Mongolia 2,496,617 4 99,865
Morocco 29,779,156 98.7 29,392,027
Mozambique 17,877,927 29 5,184,599
Namibia 1,677,243 5 83,862
Nepal 22,094,033 4 883,761
Netherlands 15,568,034 3 467,041
Niger 9,113,001 91 8,292,831
Nigeria 103,912,489 75 77,934,367
Norway 4,438,547 1.5 66,578
Oman 2,186,548 100 2,186,548
Pakistan 129,275,660 97 125,397,390
Panama 2,655,094 4 106,204
Philippines 74,480,848 14 10,427,319
Qatar 547,761 100 547,761
Reunion 679,198 20 135,840
Romania 21,657,162 20 4,331,432
Russia 148,178,487 18 26,672,127
Rwanda 6,853,359 1 68,534
Saudi Arabia 19,409,058 100 19,409,058
Senegal 9,092,749 95 8,638,112
Serbia and Montenegro 10,614,558 19 2,016,766
Sierra Leone 4,793,121 65 3,115,529
Singapore 3,396,924 17 577,477
Slovenia 1,951,443 1 19,514
Somalia 9,639,151 100 9,639,151
South Africa 41,743,459 2 834,869
Sri Lanka 18,553,074 9 1,669,777
Sudan 31,547,543 85 26,815,412
Suriname 436,418 25 109,105
Swaziland 998,730 10 99,873
Sweden 9,800,000 3.6 320,000
Syria 15,608,648 90 14,047,783
Tajikistan 5,916,373 85 5,028,917
Tanzania 29,058,470 65 18,888,006
Thailand 58,851,357 14 8,239,190
Togo 4,570,530 55 2,513,792
Trinidad and Tobago 1,272,385 12 152,686
Tunisia 9,019,687 98 8,839,293
Turkey 62,484,478 99.8 62,359,509
Turkmenistan 4,149,283 87 3,609,876
Uganda 20,158,176 36 7,256,943
United Arab Emirates 3,057,337 96 2,935,044
United Kingdom 58,489,975 2.7 1,579,229
United States 266,476,278 3.75 9,992,860
Uzbekistan 23,418,381 88 20,608,175
West Bank 1,427,741 75 1,070,806
Western Sahara 222,631 100 222,631
Yemen 13,483,178 99 13,348,346
Zaire 46,498,539 10 4,649,854
Zambia 9,159,072 15 1,373,861
Zimbabwe 11,271,314 15 1,690,697
READ MORE - jumlah muslim di dunia tahun 2010

Google adsense verivication

Hi,

You are receiving this email because you've requested to use AdSense through
blogger.com.

In order to use AdSense through blogger.com, you'll need to grant
blogger.com access to the ad code and reports in your
AdSense account. To do so, please follow this link: https://www.google.com/adsense/a?u=37573895&s=86&d=5705246.

Please be assured that blogger.com will not have access to any of your
personal information or payment history.

If you believe you've received this email in error, or have any questions, we
suggest you contact blogger.com.

Sincerely,
The Google AdSense Team


This message was sent from a notification-only email address that does not
accept incoming email. Please do not reply to this message.
READ MORE - Google adsense verivication

ORBITA DAN ORGAN ACCESORIUS MATA

Sunday, April 18, 2010


Disusun Oleh:
KELOMPOK B1

1. Prista Oktafebri Yulestari (0909005059)
2. Adven T.A.J Simamora (0909005060)
3. Inggrid Adhaniswari (0909005061)
4. Nindya Kusuma Wati (0909005062)
5. Fathurohman Nasrudin (0909005063)
6. Gracemon Loe Mau (0909005064)
7. Anggi Windo Marta (0909005065)
8. Mohammad Arafi (0909005066)
9. Juli Yanti (0909005067)
10. A Azhari Azmy (0909005068)

Orbita dan Organ Accesorius Mata

A. ORBITA
Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata,yang pada bola mata itu hanya seperlimanya yang terisi rongga orbita dan sisa dari rongga berisi jaringan ikat dan adiposa. Orbita dibentuk oleh beberapa tulang yakni seperti pada kuda yang dibentuk Os. Frontalis,Os.zygomatikus,Os. Lacrimalis,Maxilaris,Sphenoid,Palatine dan Temporale.
Pada orbita juga ditemukan beberapa foramina untuk tempat keluar atau masuknya syaraf dan pembuluh darah. Foramina itu berbeda-beda pada berbagai hewan. Foramina tersebut ini meliputi:
1. Fissure orbitalis (pada kuda membentuk foramen orbitalis)
2. Foramen alare rostralis dan caudalis
3. Foramen ovale
4. Foramen supraorbitalis
5. Foramen ethmoidalis
6. Foramen opticus
7. Foramen maxillaris
8. Foramen sphenopalatine
9. Foramen rotundum (roundalis)
10. Foramen palatine
Pada sapi foramen orbitalis bergabung dengan foramen rotundum menjadi foramen orbitorotundum.Bentuk dan kedalaman orbita menentukan penampakan mata,luas lapangan pandang,dan kemampuan perlindungan terhadap mata dan jaringan sekitarnya.selain itu,orbita juga berfungsi sebagai perlekatan oto

B. ORGAN ACCESORIUS MATA
            Organ accessories mata meliputi palpebrae dan konjungtiva, fascia orbita, otot bulbus oculi, aparatus lacrimalis. Palpebrae terdiri dari 3 buah yaitu:
  • Palpebra superior (kelopak mata atas)
  • Palpebra inferior (kelopak mata bawah)
  • Palpebra tertia (kelopak mata ketiga)
Palpebrae Superior dan Inferior
            Pada permukaan luar kelopak mata ini terdapat rambut. Jumlah kelenjar sebaceous (kelenjar minyak) dan kelenjar sudorifeus (kelenjar keringat) sedikit pada sebagian besar hewan domestika, kecuali babi yang memiliki kelenjar tersebut dalam jumlah yang berlimpah.
            Di sekitar pertengahan kelopak mata terdapat serabut otot orbicularis oculi. Pada kelopak mata atas juga ditemukan otot levator palpebra superioris yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas. Sedangkan pada kelopak mata bawah ditemukan otot malaris yang berfungsi menarik kelopak mata bawah ke bawah.
Pergerakan kelopak mata atas dan bawah tidak sama pada hewan. Pada beberapa mammalia kelopak mata atas lebih bergerak saat ditutup, sedangkan pada unggas mata bawah lebih bergerak saat matanya ditutup.
Di bawah kulit terdapat otot levator anguli oculi medialis yang menimbulkan pengkerutan kulit di sudut medial mata. Pada tepi (margo) kelopak mata ditemukan rambut khusus yang disebit cilia. Diameter dan panjang cilia pada kelopak mata bawah lebih kecil. Cilia juga tidak ada pada karnivora dan babi. Bendel otot arrectores ciliorrum yang membentang dari tarsus sampai ke folikel cilia ditemukan pada ruminansia. Rambut taktil yang lebih panjang juga ditemukan pada permukaan kelopak mata atas dan bawah pada sejumlah hewan ddomestika.
Sejumlah kelompok kelenjar ditemukan pada kelopak mata atas dan bawah. Selain kelenjar tarsal, terdapat kelenjar sebaceous (glandula Zeis), kelenjar sudariferous (glandulae ciliares/glandula moll), dan glandulae conjuctivales (glandula Krause) yang terletak pada dasar cilia. Kelenjar sebaceous dan sudoriferous juga ditemukan di bawah epitel pada permukaan anterior kelopak mata.
Ruang antara kelopak mata atas dan bawah adalah rima palpebrarum (fissure palpebra). Ujung atau sudut fissura palpebra disebut canthi (lateral atau medial). Sudut mata lateral menjadi lebih bundar saat mata dibuka, sedangkan sudut mata medial tetap lebih sempit.
Sudut mata medial berbentuk “u” dan terdapat lekukan kedaerah nasal yang disebut “danau lakrimalis”. Terdapat penonjolan yang berpigmen disudut mata medial yang disebut caruncula lacrimalis. Beberapa cilia kadang – kadang ditemukan pada carancula, dan mukosa carancula mungkin berwarna merah atau coklat gelap tergantung specialis dan warna tubuhnya.

Kelopak Mata Ketiga
            Kelopak mata ketiga terletak di sudut mata medial. Kelopak mata ini berbentuk “T” dari kartilago hialin atau elastic yang dibungkus oleh konjungtiva (plica semilaris conjungtivae). Permukaan kartilagi yang menghadap kelopak mata bentuknya cembung, sementara permukaan yang menghadap bulbus (cornea) berbentuk cekung. Kelopak mata ketiga mengandung jaringa kelenjar superficialis dan kelenjar profundus.
            Kelopak mata ketiga tidak terlihat pada beberapa species. Namun demikian, jika bola mata ditekan maka kelopak mata ketiga akan terdorong ke depan oleh lemak orbita. Pada burung pergerakan kelopak mata ketiga disebabkan oleh otot yang berkembang baik. Kucing adalah satu – satunya hewan sampai saat ini yang dinyatakan memiliki serabut otot pada kelopak mata ketiganya.
Konjungtiva
            Konjungtiva melekat dari kelopak mata atas atau bawah dan bulbus oculi dekat limbus bola mata (tempat sambungan kornea dan sclera). Konjungtiva membentang dari permukaan dalam kelopak mata (konjungtivae palpebralis) kemudian berbalik membentuk  lipatan (forniks konjungtiva). Selanjutnya, dari forniks ke bola mata disebut conjungtivae bulbi. Konjungtiva berwarna pink atau merah nuda karena adanya vaskularis jaringan.
Apparatus Lacrimalis
            Apparatus lacrimalis meliputi glandula dan tubulus. Glandula utama pada mata adalah lakrimalis, glandula superficialis dan profundus kelopak mata ketiga dan glandula lakrimalis accessories.
Glamdula
            Glandula lakrimalis terletak didaerah dorsaleteral orbita. Glandula dapat dibagi atas dua bagian yaitu bagian yang berhubungan dengan kelopak mata dan bagian yang terletak di vebtral processus zygomaticus atau ligamentum orbitalis. Glandula lakrimalis bervariasi dapa berbagai hewan. Glandula lakrimalis accessories merupakan kelenjar tambahan pada beberapa hewan. Kelenjar ini menyebar di sekitar forniks konjungtiva.
Tubulus
            Puncta lakrimalis merupakan lubang tempat masuknya air mata ke canaliculi lakrimalis. Puncta lakrimalis ditemukan pada tepi bebas kelopak mata canthus medial. Dari canaliculi lakrimalis, air mata dibawa ke sacus lakrimalis dan melalui duktus nasolakrimalis, air mata dari sacus dibawa ke cavum nasi. Duktus nasolacrimalis melintas melewati permukaan orbita os lacrimalis dan maxilla sebelum masuk cavum nasi.
Periorbita dan fascia orbitalis
            Fascia mata membungkus semua isi orbita. Fascia orbita terdiri dari 3 lapis yaitu fascia superficialis, fascia profundus dan vagina bulbi. Fascia superficialis merupakan fascia terluar, tipis, berbentuk konus dan membungkus isi orbita. Fascia terluar ini adalah fasciae muskularis, berasal dari daerah perifer foramen opticus dan membentang ke depan. Fascia pertama ini memberi septa antar otot bola mata.
            Fascia profunda atau fascia intermedius adalah fasciae muskularis, berasala dari daerah yang sedikit di bawah faramen opticus dan fissure orbitalis. Fascia kedua ini terdiri dari 2 lapisan yantuu lapisan luaera dan lapisan dalam. Lapisan luar fascia kedua memebungkus rapat otot bola mata dan bergabung dengan fascia superficialis. Lapisan dalam fascia profunda membungkus dan melekat pada permukaan dalam otot bola mata. Terdapat timbunan lemak massif antara periorbita dan dinding orbita. Lemak ini meungkin ditemukan melebihi batas tulang orbita dan juga ditemukan di dekat tuber maxillae. Lemak demikian disebut corpus adiposum extraorbitalis. Lemak juga dideposit diantara otot dan antara fascia. Lemak ini disebut corpus adiposum intraorbitalis.
Otot Bola Mata
            Bola mata digerakkan oleh 4 otot recti, 2 otot obliges dan 1 otot retractor. Otot tersebut diantanya adalah sebagai berikut , M. rectus bulbi oculi lateralis, M. rectus bulbi oculi medialis, M. rectus bulbi oculi dorsali, M. rectus bulbi oculi ventralis, M. obligus bulbi oculi dorsalis, M. obliges bulbi oculi ventralis dan M. retractor bulbi oculi.




DAFTAR PUSTAKA
Wandia nengah, Anatomi aestesiologi (mata, telinga, kulit) reseptor I, 2010 
Bonnie J. Smith, Canine anatomy
Klaus Cleter Budras, Bovine Anatomy
R. Ashadown, Stanly, H. done, Color Atlas of  Veterinary anatomi

READ MORE - ORBITA DAN ORGAN ACCESORIUS MATA

TUGAS PAPER ANATOMI VETERINER II SISTEM RESPIRATORIUS PADA HIDUNG

Disusun Oleh:
KELOMPOK B1
1. Prista Oktafebri Yulestari (0909005059)
2. Adven T.A.J Simamor (0909005060)
3. Inggrid Adhaniswari (0909005061)
4. Nindya Kusuma Wati (0909005062)
5. Fathurohman Nasrudin (0909005063)
6. Gracemon Loe Mau (0909005064)
7. Anggi Windo Marta (0909005065)
8. Mohammad Arafi (0909005066)
9. Juli Yanti (0909005067)
10. A Azhari Azm (0909005068
HIDUNG
Sensasi bau yang dikenal sebagai “Olfaction” dilakukan oleh organ penghidung yang terletak di dalam rongga hidung pada bagian atap rongga hidung, bagian atas septum nasi dan pada konka nasalis superior tulang etmoidalis. Kemoreseptor olfaktori adalah neuron kuhusus yang terletak pada epithelium olfaktori. Epithelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan sel olfaktori, yang merupakan neuron bipolar dendrit yang berakhir pada rambut halus olfaktori yang menonjol ke dalam mukus yang melapisi rongga nasal.
Lubang hidung (nostril) adalah salah satu dari dua saluran dari hidung, dari titik di mana mereka membagi dalam dua cabang ke lubang eksternal. Lubang hidung (nostril) mengantarkan udara ke cavum nasi. Cavum nasi berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan beberapa sinus paranasalis. Cavum nasi dibagi dibagi 2 oleh septum nasi. Bagian caudal septum nasi bertulang (dibentuk oleh bagian tegak tulang ethmoidale), sementara bagian depan tersusun atas kartilago.
1. Dinding Hidung
Tersusun atas kulit di bagian terluar, tulang dan kartilago (lapisan tengah), serta membrane mukosa cavum nasi (lapisan dalam). Tulang penyusun dinding hidung:
• os nasale
• os maxilla
• os incisivae
• os frontale
• os lacrimale
• os zygomaticus, serta
• pars perpendecularis os palatine.
Pada ujung bebas tulang nasale dan incisivae menyediakan tempat perlekatan bagi kartilago nasi untuk menopang nostril. Otot-otot yang melekat pada tulang dan kartilago nasi berfungsi untuk mengatur lebar/kecilnya nostril. Otot utama pada hidung meliputi m. caninus (dilatators nares lateralis) dan m. levator nasolabialis.
 M. caninus (dilatators nares lateralis).
Origonya di ventral foramen infraorbitalis berjalan ke depan, dan menyebar pada alae nostril dan bibir atas. Otot ini berfungsi melebarkan lubang hidung atau nostril, mengangkat rongga hidung, dan pada anjing mengangkat sudut mulut saat menngeram.
 M. levator nasolabialis
Berorigo pada punggung hidung dan berinsersio sebagian pada alae nostril, dan sebagian pada bagian lateral bibir atas. Otot ini mendilatasi nostril, mengangkat dan retraksi bibir atas.
2. Planum
Penampakan nostril dan area yang mengelilinginya (planum) sangat bervariasi di antara spesies. Pada karnivora dan ruminansia kecil (kambing dan domba) membentuk planum nasalis karena hanya melibatkan kulit di sekitar nostril. Planum ini tidak berambut. Pada babi membentuk planum rostralis karena membentuk bagian moncong (rostrum) dan bergabung dengan bibir atas. Pada planum ini didapati rambut taktil, sedangkan pada sapi dan kuda terbentuk planum nasolabialis, karena melibatkan kulit bagian nasal dan bibir atas lebih masif. Pada planum ini ditemukan rambut taktil.
Kulit planum dipertahankan dalam kondisi basah. Pada babi dan ruminansia, basahnya planum disebabkan oleh kelenjar yang sekresinya dikeluarkan melalui pori-pori pada daerah planum. Pada anjing, kelenjar tersebut tidak ada, tetapi kebasahan planum disebabkan oleh sekresi kelenjar yang ada pada septum nasi, kelenjar nasalis lateralis, dan kelenjar lacrimalis. Kebasahan planum sering dijadikan tanda kondisi hewan yang sedang diperiksa.
3. Filtrum
Pada beberapa hewan, di pertengahan bibir atas terdapat logokan/alur dengan berbagai kedalaman yang disebut filtrum. Pada karnivora dan ruminansia kecil, filtrumnya dalam dan meluas sampai ke nostril. Pada babi, filtrumnya dangkal, sedangkan pada sapi dan kuda tidak ditemukan filtrum.


DAFTAR PUSTAKA

I Nengah Wandia. 2010. Materi Kuliah Anatimi Veteriner II Diktat Sistem Respirasi. Bukit
Jimbaran.
Canine Anatomy.
Klaus, Dieter Budras. 2003. Bovine anatomy. Germany.
Klaus, Dieter Budras; Wolfgrang, O. Sack, Sabine, Rock. 2003. Anatomy of the horse 4 th.


READ MORE - TUGAS PAPER ANATOMI VETERINER II SISTEM RESPIRATORIUS PADA HIDUNG

DAYA HANTAR LISTRIK



1.Tujuan Percobaan
1. Menentukan daya hantar listrik dari berbagai larutan .
2. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listriknya .


2. Dasar Teori
Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua atau lebih zat. Dalam larutan , zat yang ada dalam jumlah yang lebih kecil disebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang lebih kecil disebut pelarut atau solvent .Solute – solute yang ada di dalam larutan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu elektrolit dan nonelektrolit .Elektrolit adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik ,sedangkan nonelektrolit adalah kebalikannya yaitu kalau di larutkan dalam air tidak menghantarkan listrik .
Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak kearah elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda positif (anoda) dan ion positif akan bergerak ke elektroda negative ( katoda ). Pergerakan ion-ion ini ekivalen dengan aliran electron sepanjang kawat logam .Dengan cara seperti ini ,maka larutan yang mengandung suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik .
Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elaktron yang membawa aliran negative melalui suatu pengantar .Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara dua tempat tersebut .Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke tempat potensialnya rendah .

Va Vb
A
B

Bila tempat A yang memiliki potensial yang lebih tinggi dari B ( Va > Vb ), di hubungkan dengan suatu pengantar yang mempunyai hambatan sebesar R ,maka akan mengalir arus sebesar I .Besarnya arus listrik yang mempunyai yang terjadi tergantung pada besarnya hambatan pengantar yang digunakan .Makin besar hambatan ,makin kecil kuat arus (i) yang mengalir melalui pengantar tersebut.Kemampuan suatu pengantar untuk memindahkan muatan arus listrik disebut ’’daya hantar listrik L”.Besarnya daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hambatan R.

L = 1/R dan V x i = R

L = daya hantar listrik (ohm -1 )
R = hambatan (ohm)

3.Bahan dan Alat

A. Bahan
1. Aquades 3. Larutan NaCl 5 . Larutan CH3OOH
2. Larutan 4. Larutan BaCl2 6. Larutan CuSO4

B. Alat
 Gelas becker
 Power Supply
 Labu takar
 Amperemeter
 Timbangan
 Elektroda Karbon


4.Prosedur Kerja

Percobaan 1 : Menentukan daya hantar listrik berbagai larutan
1. Buatlah larutan NaCl , BaCl2 ,CH3COOH dan gula masing – masing berkonsentrasi satu molar ( 1 M )
2. Ukurlah daya hantar listrik semua larutan diatas .
Percobaan 2 : Pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik
1. Buatlah larutan NaCl , BaCl2 ,CH3COOH masing – masing 4 buah dengan konsentrasi 0,1 ; 0,25;0,5;1 M
2. Ukurlah daya hantar listrik masing-masing larutan di atas !





5.Hasil Pengamatan
Percobaan 1 : menentukan daya hantar listrik berbagai larutan
Larutan V(volt) I (ampere) L(ohm¬-1)
I II I II I II
NaCl 4 8 30 130 0,008 0,00097
BaCl2 4 8 18 125 0,014 0,001
CH3COOH 4 8 8 26 0,031 0,005


Percobaan 2:menentukan pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik
Larutan NaCl
Larutan V(volt) I (ampere) L(ohm¬-1)
I II I II I II
0,10 4 8 21 120 0,012 0,006
0,25 4 8 17 120 0,015 0,006
0,50 4 8 20 110 0,013 0,001
1,00 4 8 30 130 0,008 0,00098


Larutan BaCl2
Laruta V(volt) I (ampere) L(ohm¬-1)
I II I II I II
0,10 4 8 23 140 0,01 0,0089
0,25 4 8 22 135 0,01 0,0009
0,50 4 8 21 125 0,01 0,001
1,00 4 8 18 125 0,014 0,001

Larutan CH3COOH
Larutan V(volt) I (ampere) L(ohm¬-1)
I II I II I II
0,10 4 8 10 33 0,025 0,004
0,25 4 8 9 29 0,03 0,004
0,50 4 8 6 20 0,04 0,006
1,00 4 8 8 26 0,04 0,005





6.Pembahasan
Buatkanlah grafik yang menghubungkan daya hantar listrik terhadap konsentrasi masing – masing larutan !
Bagaimana pengaruh bkonsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan ?
Bagaimana kemampuan larutan di atas dalam menghantarkan arus listrik ?




Grafik Larutan BaCl2











Grafik Larutan CH3COOH




• Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik yaitu jika konsentrasi semakin kecil maka daya hantar listrik suatu larutan akan bertambah besar dan jika konsentrasi besar maka daya hantar listriknya kecil ,
• Larutan NaCl2 elektrolit kuat dan BaCl2 elektrolit kuat Dan CH3COOH elektrolit lemah

Kesimpulan
• Jika suatu larutan yang elektrolit konsentrasinya kecil maka daya hantar listriknya semakin besar itu juga tergantung pada larutan tersebut elektrolit atau tidak ini seperti pada table pengamatan saya
• Daya hantar listrik dipengaruhi oleh volt amphere dan konsentrasi

Daftar pustaka
www.google.com
Team Kimia Dasar Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam








READ MORE - DAYA HANTAR LISTRIK

TERMOKIMIA



I. TUJUAN
1. Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat tersebut.
2. Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu larutan.
II. DASAR TEORI
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan energi yang menyertai suatu proses Fisika dan kimia. Studi ini mencakup dua sasaran yaitu penentuan kalor reaksi dalam termokimia dan penentuan arah suatu proses serta sifat-sifat sistem dan kesetimbangan.
Hampir dalam setiap reaksi kimia selalu terjadi penyerapan dan pelepasan energi. Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan antara sistem dan lingkungan adalah Kalor atau Panas. Walaupun beberapa reaksi juga mampu melepaskan cahaya atau menimbulkan arus listrik, tetapi perubahan energi dalam reaksi kimia umumnya dalam bentuk kalor, sehingga perubahan energi ini dinamakan”Kalor Reaksi”.
Untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia kita menggunakan suatu alat yang dinamakan kalorimeter. Ada dua jenis kalorimeter yang kita kenal, yaitu kalorimeter volume tetap dan kalorimeter tekanan tetap. Pada percobaan ini kita akan mengukur kalor reaksi suatu reaksi kimia dengan menggunakan kalorimeter tekanan tetap.
Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis
Kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur sejumlah tertentu zat sebesar derajat Celcius. Sedangkan kalor jenis (s) yaitu jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur satu gram zat sebesar satu derajat Celcius. Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut :
C = m . s
Jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat maka perubahan temperatur zat tersubut (∆t) dapat menyatakan jumlah kalor (q) yang diserap atau dilepaskan dalam satu reaksi kimia.
q = m.c.∆t
q = C.∆t
Keterangan:
q = kalor yang diserap atau dilepas dalam suatu reaksi kimia
m = massa sampel
C = kapasitas kalor
c = kalor jenis
Δt = perubahan temperatur (takhir – tawal)

Kalorimeter Tekanan Tetap
Alat ini sangat sederhana terdiri dari dua cangkir Styrofoam, termometer, dan pengaduk. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kalor reaksi netralisasi dan kalor reaksi pengenceran. Karena pengukuran dilangsungkan di bawah kondisi tekanan atmosfir, maka kalor reaksinya dinamakan entalpi. Dalam pengukuran kalor reaksi dengan alat ini, tidak ada kalor yang dilepaskan ke lingkungan, maka kita dapat menulis persamaan:
qsis = qlar + qkal + qreaksi = 0
Sehingga
qreaksi = -(qlar + qkal)




III. ALAT DAN BAHAN

• ALAT :
Gelas plastik bertutup
Gelas ukur
Gelas kimia
Labu ukur
Termometer
Batang pengaduk

• BAHAN :
CaCl2
HCl
NaOH
Aquades

IV. CARA KERJA

A. Penentuan Kapasitas Kalor Suatu Kalorimeter
1. Sediakan 2 buah gelas plastik bertutup, termometer, dan batang pengaduk! Rangkailah alat-alat tersebut seperti gambar di bawah ini!


2. Masukkan 50 ml larutan HCl 1 M ke dalam gelas kimia 100 ml, ukur temperatur larutan ini! Ke dalam gelas kimia yang lain masukkan 50 ml larutan NaOH 1 M dan ukur temperatur larutan ini!
3. Jika temperatur kedua larutan telah sama, masukkan kedua larutan ke dalam kalorimeter. Catat temperatur maksimal yang dicapai oleh campuran kedua larutan tersebut!
Diketahui kalor reaksi netralisasi HCl dengan NaOH adalah -56,2 kJ/mol dan anggaplah densitas dan kalor jenis campuran larutan itu sama dengan densitas dan kalor jenis air (1,00 g/ml dan 4,184 J/g˚C)
4. Ulangi percobaan di atas dua kali lagi!
Tentukan kapasitas kalor kalorimeter dari masing-masing percobaan dan tentukan kapasitas kalor kalorimeter rata-rata!
B. Penentuan Kalor Reaksi Larutan
1. Gunakan kalorimeter pada percobaan 1!
2. Masukkan 5 gram serbuk CaCl2 ke dalam kalorimeter!
3. Tambahkan 50 ml air, namun sebelum penambahan catat temperatur air tersebut!
4. Sambil diaduk, catat temperatur maksimal yang dicapai oleh larutan CaCl2 tersebut!
5. Setelah diperoleh temperatur yang stabil dari larutan CaCl2, tambahkan lagi 50 ml air! Sambil diaduk catat kembali temperatur larutan tersebut!
6. Ulangi sekali lagi percobaan ini!
Tentukan kalor reaksi dan kalor pengenceran larutan tersebut!


V. HASIL PENGAMATAN

Percobaan 1 : Penentuan kapasitas kalor suatu kalorimeter.
No. Uraian Temperatur Pengamatan
1. 50 mL larutan HCL 1M 30 C
50 mL larutan NaOH 1M 30 C
Campuran kedua larutan 35 C
2. 50 mL larutan HCL 1M 30 C
50 mL larutan NaOH 1M 30 C
Campuran kedua larutan 33 C

Percobaan 2 : Penentuan kalor reaksi larutan.
No. Uraian Temperatur Pengamatan
1. Air 30 C
Larutan CaCl2 + 50 mL air 38 C
Pengenceran
Larutan CaCl2 + 50 mL air 32 C
2. Air 30 C
Larutan CaCl2 + 50 mL air 40 C
Pengenceran
Larutan CaCl2 + 50 mL air 34 C


VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama akan ditentukan kapasitas kalor kalorimeter dari masing – masing pengamatan dengan suatu reaksi netralisasi antara HCl dan NaOH. Pada percobaan pertama, dilakukan dua kali pengamatan untuk mencari kapasitas kalor kalorimeter rata-rata.
Diketahui : V HCl = V1 = 50 mL = 0,05 liter
M HCl = M1 = 1 M
V NaOH = V2 = 50 mL = 0,05 liter
M NaOH = V2 = 1 M
qreaksi = -56,2 kJ/mol
d = 1,00 g/mL
c = 4,184 J/g˚C
Δt1 = takhir - tawal= 5˚C
Δt2 = takhir - tawal = 3˚C
Ditanya : C1, C2dan C kalorimeter rata-rata = ....?
Jawab : Pengamatan 1
V1 x M1 + V2 x M2 = V3 x M3
0,05 liter x 1M + 0,05 liter x 1M = 0,1 liter x M3
0,1 = 0,1 M3
M3 = 1 M
n = M x V
= 1 x 0,1 = 0,1 mol
qreaksi = -56,2 kJ/mol x 0,1 mol
= -5,62 kJ
= -5620 J
qlarutan = m.c. Δt1
= 100 gr. 4,184 J/g˚C. 5˚C
= 2092 J = 2,092 kJ
qreaksi = -(qlar + qkal)
-5,62 = -(2,092 + qkal)
qkal = 3,528 kJ
Ckal = C1 = 0,7056 kJ/˚C
Pengamatan 2
qreaksi = -56,2 kJ/mol x 0,1 mol
= -5,62 kJ
= -5620 J
qlarutan = m.c. Δt2
= 100 gr. 4,184 J/g˚C. 3˚C
= 1255,2 J = 1,2552 kJ
qreaksi = -(qlar + qkal)
-5,62 = -(1,2552 + qkal)
qkal = 4,3648 kJ
Ckal = C2 = 1,4549 kJ/˚C
C kalorimeter rata-rata = = = = 1,08025 kJ/˚C.
Pada percobaan kedua akan ditentukan kalor reaksi larutan dan kalor pengenceran. Pada percobaan kedua ini pun, dilakukan dua kali pengamatan dengan menggunkan larutan CaCl2 dan air.
Diketahui : m CaCl2 = 5 gram
m air = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram
Total Volume air = 100 mL
Ckal = 0,0499 kJ/˚C
Ditanya : qreaksi dan qpengenceran = ....?
Jawab : Pengamatan 1
qlar = m.c.Δt
= 55 gram. 4,184 J/˚C. (38-30)˚C
= 55 gram. 4,184 J/˚C. 8˚C
= 1840,96 J
= 1,84096 kJ
qkal = Ckal . Δt
= 1,08025 kJ/˚C. (38-30)˚C
= 1,08025 kJ/˚C. 8˚C
= 8,642 kJ
qreaksi = -(qlar + qkal)
= -(1,84096 + 8,642) kJ
= -10,48296 kJ
qlar = m.c.Δt
=105 gram.4,184 J/˚C. (32-38)˚C
= -2635,92 J
= -2,63592 kJ
qkal = Ckal . Δt
= 1,08025 kJ/˚C. (32-38)˚C
= -6,4815 kJ
qpengenceran = -(qlar + qkal)
= -(-2,63592 -6,4815) kJ
= 9,11742 kJ
Pengamatan 2
qlar = m.c.Δt
= 55 gram. 4,184 J/˚C. (40-30)˚C
= 2,3012 J
= 2,3012 kJ
qkal = Ckal . Δt
= 1,08025 kJ/˚C. (40-30)˚C
= 10,8025 kJ
qreaksi = -(qlar + qkal)
= -(2,3012 + 10,8025) kJ
= -13,1037 kJ
qlar = m.c.Δt
=105 gram.4,184 J/˚C. (34-40)˚C
= -2635,92 J
= -2,63592 kJ
qkal = Ckal . Δt
= 1,08025 kJ/˚C. (34-40)˚C
= -6,4815 kJ
qpengenceran = -(qlar + qkal)
= -(-2,63592 -6,4815) kJ
= 9,11742 kJ








VII. KESIMPULAN
1. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor suatu reaksi.
2. Pada saat larutan HCl di campurkan dengan NaOH terjadi kenaikan suhu. Hal ini menunjukan terjadinya reaksi endoterm.
3. Pada percobaan ke 2 terjadi penurunan suhu (q reaksi + ) hal ini menunjukan terjadinya reaksi endoterm.
4. Kalor adalah perpindahan energi internal yang merupakan konsep dasar termodinamika selain kerja dan energi

5. Besarnya kapasitas suatu kalorimeter (C) bergantung pada massa (m), kalor jenis (c), kalor reaksi (q), dan perubahan temperatur (Δt).
6. Kapasitas kalorimeter berbanding lurus dengan massa (m), kalor jenis (c), dan kalor reaksi (q) serta berbanding terbalik dengan perubahan temperatur (Δt).
7. Besarnya kalor reaksi dipengaruhi oleh kalor larutan dan kalor kalorimeter.
8. Reaksi Eksoterm terjadi ketika HCl direaksikan dengan larutan NaOH, dibuktikan dengan adanya kenaikan suhu saat kedua larutan dicampurkan (ada kalor yang dilepaskan).
9. Reaksi Endoterm terjadi ketika larutan CaCl2 diencerkan, karena terjadi penurunan suhu (ada kalor yang diserap dari lingkungan ke dalam system).
10. Kapasitas calorimeter percobaan 1, untuk data pengamatan yang pertama kami mendapatkan bahwa C = 0,7056 kJ/˚C dan dari hasil perhitungan untuk data pengamatan yang kedua kami mendapatkan bahwa C = 1,4549 kJ/˚C
11. Dari percobaan kedua perhitungan menurut data I, qreaksi = -10,48296 kJ, berdasarkan data ke-II, qreaksi = -13,1037 kJ

VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Kimia Dasar. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana : Bukit Jimbaran.
2. Tim Kimia Dasar. 2000. Diktat Kuliah Kimia Dasar. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana : Denpasar.


















READ MORE - TERMOKIMIA

new TEkken PS#

Tuesday, April 6, 2010




READ MORE - new TEkken PS#

moslem books

READ MORE - moslem books

chemistry books university

READ MORE - chemistry books university

game ps3 new




READ MORE - game ps3 new

Dijual buku KIMIA untuk SMA




READ MORE - Dijual buku KIMIA untuk SMA

Games PS3




READ MORE - Games PS3

Buku Baru tahun 2010

READ MORE - Buku Baru tahun 2010

Hemolisis

Monday, April 5, 2010


I.
PENDAHULUAN

Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
Maksud dan tujuan
- Untuk mempelajari proses hemolisis dan keriput pada membran eritrosit.
- Mempelajari dan mengetahui ketahanan membran eritrosit terhadap penurunan tekanan osmosis plasma (Erythrocyte Fragility Test = Tes Fragilitas Eritrosit)

II. Materi dan metode
Alat dan bahan :
• Darah sapi dan antikoagulans
• NaCl fisiologis
• Lrt. NaCl 5%; 3%.
• Gelas arloji
• Lrt. Ureum 1.8% dalam NaCl 0.9%
• Lrt. Ureum 1.8% dalam aquades • Spuit atau pipet
• Kaca benda (obyec glass) dan penutup (cover glass
• Mikroskop
• Natrium sitrat 3.8%
• Tabung reaksi dan raknya

Metode :
- hemolisis : pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis
- fragilitas : tekanan osmosis tegangan muka dinding eritrosit

III. Tata kerja
a. Tekanan osmotik eritrosit (test fragilitas)
1. Mengambi 6 buah tabung reaksi yang bersih dan memberi tanda nomor 1 sampai 6
2. Ke dalam tabung tersebut berturut (dari no. 1-6) dimasukkan larutan NaCl 5% sebanyak 0.8; 0,7; 0.6; 0.5; 0.4; dan 0.3 ml menggunakan pipet hisap kap. 1 ml.
3. Kemudian pada tiap tabung tsb. (1-6) ditambahkan aquades 4.2; 4.3; 4.4; 4.5; 4.6; dan 4.7 ml menggunakan pipet hisap kap. 5 ml,.sehingga sekarang volume larutan dalam tiap tabung masing-masing menjadi 5 ml. Diaduk (dibolak-balik) hingga campur dengan baik. Ditaruh pada rak tabung.
4. Menghitung kadar NaCl dalam tiap tabung.
5. Meneteskan darah sapi sebanyak 5 tetes ke dalam setiap tabung (menggunakan pipet kap. 1 ml atau pipet dropping). Dicampur (bolak-balik) hingga homogen, ditaruh pada rak (dijaga jangan sampai terjadi goncangan pada tabung).
6. Setelah 1 jam, mengamati pada lapis atas di setiap tabung. Dari tabung no. 1 lrt. Tampak 2 lapis, dimana lapis atas berwarna jernih (ini berarti darah tidak mengalami pecah membran/tidak hemolisis). Selanjutnya diamati pada tabung manakah yang lapis atas mulai berwarna merah (disinilah mulai terjadinya pecah membran = titik fragilitas eritrosit). Pada tabung no. 6 terjadi hemolisis total yang ditandai warna merah transparan pada senua bagian.
7. Menentukan tabung mana (no. berapa = kadar berapa) terjadinya fragilitas eritrosit.

b. Hemolisis dan keriput.
1. Mengambil 3 tabung reaksi dan diberi label A, B, dan C, lalu masing-masing dituangi 1 ml darah sapi, kemudian ditambahkan pada tabung B : 3 ml NaCl 3 %; C 3 ml aquades,dibolak-balik hingga campur rata (diperhatikan warna darah sekarang), dan tabung A dibiarkan sebagai kontrol.
2. Menuangkan dari tabung A, B, dan C masing-masing 1 ml. ke dalam 3 buah gelas arloji, ditaruh di atas benda hitam (diperhatikan pada gelas arloji mana yang benda hitam tadi tampak). Sekarang ditaruh diatas benda putih (kertas yang ada tulisannya), diperhatikan gelas arloji mana yang tulisannya bisa dibaca.
3. Mengambil masing-masing setetes contoh darah dengan lidi dari gelas arloji tadi di atas gelas benda dan ditutup dengan gelas cover. Dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 400X, dilihat (tidak ada eritrosit, keriput, dan atau terlihat normal, dan gambar).
4. Mengambil darah dari tabung B 1 ml ditaruh di tabung reaksi yang baru (kosong), ditambah dengan aquades 3 ml campurlah. Juga diambil darah dari tabung C, ditaruh pada tubung kosong1 ml, ditambah 3 ml NaCi 3%, dicampur dengan baik. Mengerjakan kembali pemeriksaan seperti pada no. 2 dan 3 (diatas benda hitam dan putih).
5. Menyediakan 2 tabung reaksi beri label D dan E, masing-masing 1 ml darah sapi, lalu tabung D ditambahkan 3 ml larutan ureum 1.6% dalam aquades dan tabung E ditambah 3 ml larutan ureum 1.6% dalam NaCl 0.9%.
6. Mengerjakan pemeriksaan seperti no. 2 dan 3 di atas.

IV. Hasil Pengamatan
Tes Fragilitas
NO Kadar NaCl Pengamatan makroskopis Pengamatan makroskopis
1 0.8
2 0.7
3 0.6
4 0.5
5 0.4
6 0.3

Hemolisis dan keriput
Tabung Perlakuan Alas hitam/putih Bentuk sel (Mikroskopis) Keterangan
A 1 cc darah + -


B 1 cc darah + 3 cc NaCl 3% + -
1 cc (1 cc darah + 3 cc NaCl) + 3 cc aquades + -

C 1 cc darah + 3 cc aquades + -
1 cc (1 cc darah + 3 cc aquades) + 3 cc NaCl 3% + -

D 1 cc darah + 3 cc ureum 1.8% dlm.aquades + -
E 1 cc darah + 3 cc Ureum 1.8% dlm. NaCl 0.9% + -
Keterangan : + kelihatan, dan – tidak kelihatan

IV. BAHASAN

. Bahaslah bila terjadi perbedaan baik dengan teori maupun dengan hasil kelompok lain, bila hasil sesuai dengan teori, utarakan faktor-faktor apa saja yang sekiranya dapat mempengaruhi hasil praktikum (mis. dari segi teknis, maupun mungkin dari segi alat dan bahan)



V. SIMPULAN

Simpulkan hasil praktikum saudara, bila prak. hanya pembuktian maka hasil prak. dapat dipakai sbg. simpulan, tetapi bila dalam prak. memberikan perlakuan, maka hasil bukan merupakan simpulan.


KEPUSTAKAAN

Cara menulis : Nama pengarang, (tahun buku). Judul buku. Penerbit

Contoh :

1. Swenson, MJ (1970). Duke’s Physiology of Domestik Animal. 8th ed. Comstock Pub. N Y
2. Dthier VG and Eliot S (1970). Animal Behavior. 3Rd ed. Foundations of Modern Biology Series. Prentice-Hall, Inc. New Jersey
3. Vermon B Mountcastle (1968). Medical Physiology 12th ed. The CV Mosby Company, aint Lonis.


READ MORE - Hemolisis