TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH Moslem.Blog: TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH

TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH

Thursday, November 12, 2009

TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH


I. TUJUAN PERCOBAAN :
 Menentukan titik leleh beberapa zat
 Menentukan titik didih beberapa zat

II. DASAR TEORI :

A. TITIK LELEH
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi cairan pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Oleh karena itu tekanan biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh , kecuali kalau perbedaan dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organic mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hamper sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Contohnya : suatu zat dituliskan dengan range titik leleh 122,1°- 122,4°C dari pada titik lelehnya 122,2°C.
Jika zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh. Misalnya : suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1°C – 122,4°C penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari temperatur 122,1°C – 122,4°C menjadi 115°C - 119°C. Rata – rata titik lelehnya lebih rendah 5°C dan range temperatur akan berubah dari 0,3°C jadi 4°C.
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjenjal oleh ikatan logam yang lemah , karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van der Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bargantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Dalam satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikatan bartambah, jadi titik leleh bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar mempunyai titik leleh tinggi.
Titik leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom. Semakin besar nomor atom maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti ikatan Van der Waals sangat lemah. Sifat fisika dari karbon yaitu pada titik lelehnya adalah titik leleh dari karbon sangat tinggi, sehingga karbon berbeda dengan non logam lainnya. Titik leleh dan titik didih dinyatakan dalam keperiodikan, dapat dilihat pada table berikut.

Titik Leleh dan Titik Didih

14 1
H He
21 4
453 1551 2573 3823 63 55 53 24
Li Be B C N O F Ne
1590 3243 2823 5100 77 90 85 27
371 922 933 1683 317 386 172 84
Na Mg Al Si P 5 Cl Ar
1156 1363 2740 2628 553 718 238 87
337 1113
K Ca
1047 1747






Gambar III. 1 :







B. TITIK DIDIH
Titik didih suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar ( tekanan yang dikenakan ), mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara , maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan , sehingga cairan itu mendidih. Titik didih air ( dalam cairan lain ) beraneka ragam menrut tekanan udara. Dipergunakan titik didih air kurang dari 100°C , karena tekanan udara kurang dari 1 atm.
Saat , air berada dalam keadaan mendidih, gelembung-gelembung besar mulai terbentuk dalam cairan akan naik ke permukaan. Bila gelembung itu telah terbentuk, cairan yang tadinya menempati ruang ini didorong dan permukaan cairan pada wadah dipaksa naik untuk melawan tekanan ke bawah yang ditimbulkan oleh atmosfer. Suhu pada saat cairan mendidih disebut “titik didih”. Jadi titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap = tekanan atmosfer.
Penambahan kecepatan panas pada cairan yang mendidih akan mempercepat terbentuknya gelembung uap air. Cairan pun akan lebih cepat mendidih , tapi suhu didih tidak naik. Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Titik didih pada tekanan 1 atm (760 torr) dinamakan sebagai “ titik didih normal “. Pada tekanan yang lebih besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Suhu yang tetap konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan bila kita merebus makanan. Waktu air mendidih , suhu akan tetap selama ada air disekeliling makanan tersebut berarti selama airnya belum habis makanan tak ada yang hangus. Itu membuktikan bahwa titik didih berubah dengan berubahnya tekanan.
Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat , titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Ketergantungan titik didih pada gaya tarik antar molekul terlihat pada gambar III. 2 , dimana titik didih beberapa senyawa halogen dari unsur – unsur golongan IVA, VA , VIA , dan VII A, dibandingkan. Mari kita lihat senyawa pada golongan IV A terlebih dahulu karena bentuknya yang ideal , yaitu ukuran atom yang naik dari atas ke bawah ( dari CH4 ke GeH4 ). Sedangkan titik didih naik sesuai dengan naiknya gaya London. Kecenderungan yang sama terlihat pada senyawa berhidrogen dari unsur-unsur golongan lain dimulai pada periode ketiga. Tetapi H2O, NH3, dan HF mempunyai titik didih yang lebih tinggi karena adanya Gaya London antar molekulnya.














Gambar III. 2 : titik didih dari senyawa hidrogen dari unsur-unsur golongan IV A, V A, VI A, VII A pada susunan berkala.

HF H2O



III.2 a (ikatan hidrogen dalam HF) III.2 b (ikatan hidrogen dalam H2O)


Hal ini dapat diperkirakan dengan cara ekstrapolasi dari arah unsur-unsur berat pada masing-masing golongan ( garis titik-titik pada gambar III.2 ). Sekali lagi terlihat pengaruh dari ikatan hidrogen yang terdapat pada H2O, NH3, dan HF dan tak ada pada senyawa hidrogen dari non logam lain. Mungkin terlihat, bahwa air memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada hidrogen fluorida walaupun HF lebih polar dari pada H2O.
Ikatan hidrogen dari NH3 lebih lemah dari pada ikatan hidrogen H2O atau HF karena keelektronegatifitas nitrogen yang lebih rendah. Lagi pula nitrogen hanya mempunyai sepasang elektron sunyi yang dapat dibuat ikatan hidrogen. Sehingga setiap molekul rata-rata hanya diikat oleh 2 ikatan hidrogen = satu dari molekul NH3 lain dan satu lagi ke molekul NH¬3 . jumlah keseluruhannya adalah kekuatan ikatan hidrogen NH3 sangat kecil sehingga titik didih NH3 lebih kecil dari pada HF atau H2O.




III. ALAT DAN ZAT YANG DIGUNAKAN :

Alat Yang Digunakan :
 Termometer
 Kapiler yang salah satu ujungnya tertutup
 Gelas kimia
 Pemanas
 Klem dan standar
 Tabung reaksi
 Tali plastik
Zat Yang Digunakan :
 Parafin
 Zat yang ditentukan titik lelehnya : Asam Benzoat
 Zat yang ditentukam titik didihnya : Propanol , Butanol.


IV. LANGKAH KERJA :

A. Penentuan Titik Leleh :
1. Mintalah zat yang akan ditentukan ttik lelehnya.
2. Jika zat yang ditentukan kasar, maka digerus terlebih dahulu dalam mortar sampai jadi serbuk halus.
3. Ambil kapiler yang salah satu ujungnya tertutup , kemudian masukkan ujung kapiler terbuka ke dalam serbuk zat asam benzoat sehingga kristalnya masuk ke dalam kapiler.
4. Kemudian angkat kapiler dari serbuk tadi dan dibalik sehingga ujung yang tertutup menghadap ke bawah. Ketok dinding sel kapiler dengan jari secara hati-hati sampai Kristal atau asam benzoat sampai berada di ujung bawah kapiler.
5. Ulangi langkah di atas sampai kapiler terisi dengan Kristal dari serbuk asam benzoat.
6. Ikatkan kapiler pada termometer, dimana ujung kapiler sejajar dengan ujung bawah termometer.
7. Kemudian pasang termometer pada standar dengan bantuan klem dan celupkan termometer pada larutan parafin yang akan dipanaskan.
8. Kemudian amati zat padat dalam Kristal dan temperatur, baca termometer bila zat pada kapiler mulai meleleh dan disaat zat padat semua telah meleleh. Kemudian catat range temperatur pelelehan.
9. Singkirkan pemanas dan dinginkan pemanas untuk percobaan berikutnya.




Gambar skema kerja penentuan titik leleh :










B. Penentuan Titik Didih :
Menggunakan larutan propanol:
1. Mintalah larutan propanol yang akan ditentukan titik didihnya, kemudian masukkan ke dalam kapiler.
2. Kemudian masukkan propanol ke dalam tabung reaksi kecil .
3. Masukkan pipa kapiler menghadap kebawah dalam tabung reaksi kecil yang berisi larutan propanol yang akan ditentukan titik didihnya.
4. Ikatkan tabung reaksi yang didalamnya berisi pipa kapiler dan propanol pada termometer.ujung tabung reaksi sejajar dengan ujung bawah termometer.
5. Ambil gelas kimia kemudian isi dengan parafin dan letakkan di atas pemanas! Pasang termometer pada standar dengan bantuan klem dan celupkan termometer pada gelas kimia yang berisi parafin yang berada di atas pemanas.
6. Amati zat cair dalam kapiler dan temperatur.
7. Baca termometer , bila zat cair dalam tabung reaksi kecil mulai membentuk gelembung-gelembung kontinu yang bentuknya seperti kalung. Catat hasilnya.
8. Singkirkan gelas kimia yang berisi parafin dari pemanas dan kemudian dinginkan isinya.
Gambar skema kerja pada penentuan titik didih menggunakan larutan propanol :









Menggunakan Larutan Butanol :
1. Lakukan langkah yag sama pada saat melakukan percobaan menentukan titik didih menggunakan larutan propanol di atas.
2. Tapi sekarang hanya mengganti cat cair yang akan digunakan dalam menentukan titik didih dengan menggunakan larutan butanol.
3. Lakukan dengan cara yang persisi sama seperti percobaan di atas. Tai pada saat akan melakukan pemanasan dalam gelas kimia yang berisi parafin, dinginkan dulu parafin yang sebelumnya sudah dipakai dalam pemanasan dan ukur suhu parafin.
4. Kemudian catat hasilnya seperti percobaan di atas juga.

Gambar skema kerja penentuan titik didih menggunakan butanol :







V. HASIL PENGAMATAN

A. Penentuan Titik Leleh:

Titik Leleh
Zat yg digunakan Wujud Awal Bentuk Warna Medium Suhu Mulai Range Titik Leleh Titik Leleh Awal Titik Leleh Akhir
As. benzoat Padat Kristal Putih Parafin 60°C 110-120°C 110°C 120°C


N.B : Pada saat pemanasan mulai timbul adanya bau yang sangat menyengat.

B. Penentuan Titik Didih :

Zat Cair yang Digunakan Range
Titik Didih Mulai Mendidih dan Terlihat Gelembung Terbentuk Gelombang Kontinu Medium
Propanol 80-85°C 80°C 85°C Parafin
Butanol 85-95°C 85°C 95°C Parafin

N.B : Ukuran atau tinggi larutan antara propanol dan butanol yang dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi kecil adalah sama yaitu setinggi 2,5 cm.Pada saat akan mendidihkan propanol dalam parafin , suhu awal parafin yang digunakan adalah 40°C. Jumlah larutan juga semakin berkurang sampai zat cair membentuk gelembung kontinu. Tingginya menjadi lebih kecil dari ukuran semula.




VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. PEMBAHASAN
1. Penentuan Titik Leleh:
Pada percobaan dalam menentukan titik leleh ini , zat yang akan ditentukan titik lelehnya adalah asam benzoat. Seperti yang sudah dipaparkan dalam hasil pengamatan bahwa asam benzoat yang digunakan mempunyai mujud padat, berbentuk Kristal dan berwarna putih. Media yang digunakan dalam percoban kali ini adalah parafin. Pada saat melakukan pemanasan terhadap asam benzoat yang berada dalam pipa kapiler dan dicelupkan pada media parafin. Wujud awal dan akhir asam benzoat mengalami perubahan wujud dari padat ( serbuk ) → cair( dalam keadaan meleleh atau berada dalam titik leleh). Pada percobaan 1 dalam penentuan titik leleh yang menggunakan senyawa asam benzoat , range yang kami dapatkan adalah berkisar antara 110°C-120°C dan mencapai titik leleh pada suhu 120°C. Jarak range titik lelehnya sangat lebar yaitu 10°C. Ini menandakan bahwa zat tersebut bukan merupakan Kristal murni. Karena range dari senyawa organik yang berupa Kristal murni berkisar antara 0,5°C-1°C. Ketidaksesuaian ini mungkin juga disebabkan karena ketidaktelitian dan kelalaian kami dalam melakukan percobaan. Pada saat pemanasan kami tidak melihat dengan teliti suhu pada termometer. Yang menyebabkan penyimpangan berupa penurunan atau perluasan range titik leleh.

2. Penentuan Titik Didih :
Dari percobaan yang kami lakukan dalam menentukan titik didih dengan menggunakan senyawa propanol dan Butanol didapatkan bahwa titik didih dari Propanol 85°C dengan range titik didih yang didapat berkisar antara 80°C-85°C. Pada saat propanol mencapai titik didih , disinilah terbentu gelembung-gelembung kontinu.
Sedangkan pada senyawa butanol , titk didihnya adalah 95°C dan pada saat ini juga terbentuk gelembung kontinu. Range titik didihnya berkisar antara 80°C-95°C. Suhu yang didapatkan ini dapat dikatakan benar sesuai dengan teori karena titik didih dari kedua senyawa mendekati 100°C. Karena dalam teori dijelaskan bahwa titik didih air ( dalam cairan lain ) beraneka ragam menurut tekanan udara yaitu titik didih kurang dari 100°C ( kurang dari 1 atm ).


B. KESIMPULAN
1. Titik Leleh :
 Titik leleh dapat didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi cairan pada tekanan 1 atm.
 Bila zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya.
 Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan.
 Titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam 1 periode dana titik leleh bertambah dari satu golongan unsure transisi dari atas ke bawah.



2. Titik Didih :
 Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap = tekanan atmosfer.
 Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer.
 Titik didih pada tekanan 1 atm (760 toRR) dinamakan sebagai titik didih normal.
 Pada titik tekanan yang lebih besar maka titik didihnya tinggi, sedangkan pada tekanan yang rendah maka titik didihnya lebih rendah.
 Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan.






B. TITIK DIDIH
Titik didih suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar ( tekanan yang dikenakan ), mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara , maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan , sehingga cairan itu mendidih. Titik didih air ( dalam cairan lain ) beraneka ragam menrut tekanan udara. Dipergunakan titik didih air kurang dari 100°C , karena tekanan udara kurang dari 1 atm.
Saat , air berada dalam keadaan mendidih, gelembung-gelembung besar mulai terbentuk dalam cairan akan naik ke permukaan. Bila gelembung itu telah terbentuk, cairan yang tadinya menempati ruang ini didorong dan permukaan cairan pada wadah dipaksa naik untuk melawan tekanan ke bawah yang ditimbulkan oleh atmosfer. Suhu pada saat cairan mendidih disebut “titik didih”. Jadi titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap = tekanan atmosfer.
Penambahan kecepatan panas pada cairan yang mendidih akan mempercepat terbentuknya gelembung uap air. Cairan pun akan lebih cepat mendidih , tapi suhu didih tidak naik. Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Titik didih pada tekanan 1 atm (760 torr) dinamakan sebagai “ titik didih normal “. Pada tekanan yang lebih besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Suhu yang tetap konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan bila kita merebus makanan. Waktu air mendidih , suhu akan tetap selama ada air disekeliling makanan tersebut berarti selama airnya belum habis makanan tak ada yang hangus. Itu membuktikan bahwa titik didih berubah dengan berubahnya tekanan.
Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya Gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat , titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Ketergantungan titik didih pada gaya tarik antar molekul terlihat pada gambar III. 2 , dimana titik didih beberapa senyawa halogen dari unsur – unsur golongan IVA, VA , VIA , dan VII A, dibandingkan. Mari kita lihat senyawa pada golongan IV A terlebih dahulu karena bentuknya yang ideal , yaitu ukuran atom yang naik dari atas ke bawah ( dari CH4 ke GeH4 ). Sedangkan titik didih naik sesuai dengan naiknya gaya London. Kecenderungan yang sama terlihat pada senyawa berhidrogen dari unsur-unsur golongan lain dimulai pada periode ketiga. Tetapi H2O, NH3, dan HF mempunyai titik didih yang lebih tinggi karena adanya Gaya London antar molekulnya.














Gambar III. 2 : titik didih dari senyawa hidrogen dari unsur-unsur golongan IV A, V A, VI A, VII A pada susunan berkala.

HF H2O



III.2 a (ikatan hidrogen dalam HF) III.2 b (ikatan hidrogen dalam H2O)


Hal ini dapat diperkirakan dengan cara ekstrapolasi dari arah unsur-unsur berat pada masing-masing golongan ( garis titik-titik pada gambar III.2 ). Sekali lagi terlihat pengaruh dari ikatan hidrogen yang terdapat pada H2O, NH3, dan HF dan tak ada pada senyawa hidrogen dari non logam lain. Mungkin terlihat, bahwa air memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada hidrogen fluorida walaupun HF lebih polar dari pada H2O.
Ikatan hidrogen dari NH3 lebih lemah dari pada ikatan hidrogen H2O atau HF karena keelektronegatifitas nitrogen yang lebih rendah. Lagi pula nitrogen hanya mempunyai sepasang elektron sunyi yang dapat dibuat ikatan hidrogen. Sehingga setiap molekul rata-rata hanya diikat oleh 2 ikatan hidrogen = satu dari molekul NH3 lain dan satu lagi ke molekul NH¬3 . jumlah keseluruhannya adalah kekuatan ikatan hidrogen NH3 sangat kecil sehingga titik didih NH3 lebih kecil dari pada HF atau H2O.




III. ALAT DAN ZAT YANG DIGUNAKAN :

Alat Yang Digunakan :
 Termometer
 Kapiler yang salah satu ujungnya tertutup
 Gelas kimia
 Pemanas
 Klem dan standar
 Tabung reaksi
 Tali plastik
Zat Yang Digunakan :
 Parafin
 Zat yang ditentukan titik lelehnya : Asam Benzoat
 Zat yang ditentukam titik didihnya : Propanol , Butanol.


IV. LANGKAH KERJA :

A. Penentuan Titik Leleh :
1. Mintalah zat yang akan ditentukan ttik lelehnya.
2. Jika zat yang ditentukan kasar, maka digerus terlebih dahulu dalam mortar sampai jadi serbuk halus.
3. Ambil kapiler yang salah satu ujungnya tertutup , kemudian masukkan ujung kapiler terbuka ke dalam serbuk zat asam benzoat sehingga kristalnya masuk ke dalam kapiler.
4. Kemudian angkat kapiler dari serbuk tadi dan dibalik sehingga ujung yang tertutup menghadap ke bawah. Ketok dinding sel kapiler dengan jari secara hati-hati sampai Kristal atau asam benzoat sampai berada di ujung bawah kapiler.
5. Ulangi langkah di atas sampai kapiler terisi dengan Kristal dari serbuk asam benzoat.
6. Ikatkan kapiler pada termometer, dimana ujung kapiler sejajar dengan ujung bawah termometer.
7. Kemudian pasang termometer pada standar dengan bantuan klem dan celupkan termometer pada larutan parafin yang akan dipanaskan.
8. Kemudian amati zat padat dalam Kristal dan temperatur, baca termometer bila zat pada kapiler mulai meleleh dan disaat zat padat semua telah meleleh. Kemudian catat range temperatur pelelehan.
9. Singkirkan pemanas dan dinginkan pemanas untuk percobaan berikutnya.




Gambar skema kerja penentuan titik leleh :










B. Penentuan Titik Didih :
Menggunakan larutan propanol:
1. Mintalah larutan propanol yang akan ditentukan titik didihnya, kemudian masukkan ke dalam kapiler.
2. Kemudian masukkan propanol ke dalam tabung reaksi kecil .
3. Masukkan pipa kapiler menghadap kebawah dalam tabung reaksi kecil yang berisi larutan propanol yang akan ditentukan titik didihnya.
4. Ikatkan tabung reaksi yang didalamnya berisi pipa kapiler dan propanol pada termometer.ujung tabung reaksi sejajar dengan ujung bawah termometer.
5. Ambil gelas kimia kemudian isi dengan parafin dan letakkan di atas pemanas! Pasang termometer pada standar dengan bantuan klem dan celupkan termometer pada gelas kimia yang berisi parafin yang berada di atas pemanas.
6. Amati zat cair dalam kapiler dan temperatur.
7. Baca termometer , bila zat cair dalam tabung reaksi kecil mulai membentuk gelembung-gelembung kontinu yang bentuknya seperti kalung. Catat hasilnya.
8. Singkirkan gelas kimia yang berisi parafin dari pemanas dan kemudian dinginkan isinya.
Gambar skema kerja pada penentuan titik didih menggunakan larutan propanol :









Menggunakan Larutan Butanol :
1. Lakukan langkah yag sama pada saat melakukan percobaan menentukan titik didih menggunakan larutan propanol di atas.
2. Tapi sekarang hanya mengganti cat cair yang akan digunakan dalam menentukan titik didih dengan menggunakan larutan butanol.
3. Lakukan dengan cara yang persisi sama seperti percobaan di atas. Tai pada saat akan melakukan pemanasan dalam gelas kimia yang berisi parafin, dinginkan dulu parafin yang sebelumnya sudah dipakai dalam pemanasan dan ukur suhu parafin.
4. Kemudian catat hasilnya seperti percobaan di atas juga.

Gambar skema kerja penentuan titik didih menggunakan butanol :







V. HASIL PENGAMATAN

A. Penentuan Titik Leleh:

Titik Leleh
Zat yg digunakan Wujud Awal Bentuk Warna Medium Suhu Mulai Range Titik Leleh Titik Leleh Awal Titik Leleh Akhir
As. benzoat Padat Kristal Putih Parafin 60°C 110-120°C 110°C 120°C


N.B : Pada saat pemanasan mulai timbul adanya bau yang sangat menyengat.

B. Penentuan Titik Didih :

Zat Cair yang Digunakan Range
Titik Didih Mulai Mendidih dan Terlihat Gelembung Terbentuk Gelombang Kontinu Medium
Propanol 80-85°C 80°C 85°C Parafin
Butanol 85-95°C 85°C 95°C Parafin

N.B : Ukuran atau tinggi larutan antara propanol dan butanol yang dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi kecil adalah sama yaitu setinggi 2,5 cm.Pada saat akan mendidihkan propanol dalam parafin , suhu awal parafin yang digunakan adalah 40°C. Jumlah larutan juga semakin berkurang sampai zat cair membentuk gelembung kontinu. Tingginya menjadi lebih kecil dari ukuran semula.




VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. PEMBAHASAN
1. Penentuan Titik Leleh:
Pada percobaan dalam menentukan titik leleh ini , zat yang akan ditentukan titik lelehnya adalah asam benzoat. Seperti yang sudah dipaparkan dalam hasil pengamatan bahwa asam benzoat yang digunakan mempunyai mujud padat, berbentuk Kristal dan berwarna putih. Media yang digunakan dalam percoban kali ini adalah parafin. Pada saat melakukan pemanasan terhadap asam benzoat yang berada dalam pipa kapiler dan dicelupkan pada media parafin. Wujud awal dan akhir asam benzoat mengalami perubahan wujud dari padat ( serbuk ) → cair( dalam keadaan meleleh atau berada dalam titik leleh). Pada percobaan 1 dalam penentuan titik leleh yang menggunakan senyawa asam benzoat , range yang kami dapatkan adalah berkisar antara 110°C-120°C dan mencapai titik leleh pada suhu 120°C. Jarak range titik lelehnya sangat lebar yaitu 10°C. Ini menandakan bahwa zat tersebut bukan merupakan Kristal murni. Karena range dari senyawa organik yang berupa Kristal murni berkisar antara 0,5°C-1°C. Ketidaksesuaian ini mungkin juga disebabkan karena ketidaktelitian dan kelalaian kami dalam melakukan percobaan. Pada saat pemanasan kami tidak melihat dengan teliti suhu pada termometer. Yang menyebabkan penyimpangan berupa penurunan atau perluasan range titik leleh.

2. Penentuan Titik Didih :
Dari percobaan yang kami lakukan dalam menentukan titik didih dengan menggunakan senyawa propanol dan Butanol didapatkan bahwa titik didih dari Propanol 85°C dengan range titik didih yang didapat berkisar antara 80°C-85°C. Pada saat propanol mencapai titik didih , disinilah terbentu gelembung-gelembung kontinu.
Sedangkan pada senyawa butanol , titk didihnya adalah 95°C dan pada saat ini juga terbentuk gelembung kontinu. Range titik didihnya berkisar antara 80°C-95°C. Suhu yang didapatkan ini dapat dikatakan benar sesuai dengan teori karena titik didih dari kedua senyawa mendekati 100°C. Karena dalam teori dijelaskan bahwa titik didih air ( dalam cairan lain ) beraneka ragam menurut tekanan udara yaitu titik didih kurang dari 100°C ( kurang dari 1 atm ).


B. KESIMPULAN
1. Titik Leleh :
 Titik leleh dapat didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi cairan pada tekanan 1 atm.
 Bila zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya.
 Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan.
 Titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam 1 periode dana titik leleh bertambah dari satu golongan unsure transisi dari atas ke bawah.



2. Titik Didih :
 Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap = tekanan atmosfer.
 Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer.
 Titik didih pada tekanan 1 atm (760 toRR) dinamakan sebagai titik didih normal.
 Pada titik tekanan yang lebih besar maka titik didihnya tinggi, sedangkan pada tekanan yang rendah maka titik didihnya lebih rendah.
 Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan.


0 comments:

Post a Comment