BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi jaringan ikat (lampiran 5)
Jaringan ikat ( conectiv and supportive tissue ) memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan morfologi, letak topografis dan strukturnya. Jaringan ikat berasal dari “mesoderem” dimana jaringan ini dapat membentuk jaringan ikat embrionl dan jaringan lemak. Pada awal perkembangan embrio, ektoderem dan endoderem dipisahkan oleh lapis benih ketiga yaitu “mesoderem”. Jaringan yang dibentuk oleh sel-sel lapis ini dikenal sebagai “mesenkim” yang selanjutnya mesenkim berkembang menjadi jaringan penyambung, jaringan ikat, tulang dan darah. Jaringan ikat resusun oleh bermacam-macam sel ( sel yang sifatnya tetap atau pun sel yang sifatnya sementara ). Misalnya sel mesenkim, sel retikuler, sel fibroblast, sel fibrosit, sel makrofag, sel perisit, sel mast, sel plasma ( substansi ini berupa mukopolisakarida ). Jaringan ikat komponen penyusunnya adalah sel jaringan ikat, matrik, dan serabut jaringan ikat.
3.2 Perbedan Jaringan ikat dengan epitel
Berbagai macam jaringan ikat dewasa dalam tubuh hewan mempunyai beberapa perbedaan dengan jaringan epitel, antara lain :
- Jaringan ikat jarang sekali terletak bebas, karena lazimnya terdapat dibawah jaringan epitel, atau terdapat diantara alat-alat tubuh sebagai alat pengikat atau pengisi ruang antara.
- Sel-selnya relatif lebih sedikit dari pada jaringan epitel dan bahan antar selnya lebih banyak.
Perimbangan antara sel terhadap bahan antar sel menunjukkan variasi yang cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat itu sendiri. Dalam tubuh hewan dikenal berbagai bentuk jaringan ikat, bahkan ada yang mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya.
3.3 Fungsi jaringan ikat
Fungsi jaringan ikat :
- Penunjang, pengikat dan proteksi serta menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lain.
- Komunikasi antar sel.
- Melindungi jaringan atau organ tubuh.
- Pengatur suhu tubuh.
- Membungkus organ.
- Mengisi ronga diantara organ.
- Mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain.
- Mengangkut sisa-sisa metabolism ke alat pengeluaran.
- Menghasilkan kekebalan.
Pengenalan secara umum tentang fungsi jaringan ikat sebenarnya mempermudah dalam mempelajari macam-macam jaringan ikat yang cukup banyak jumlahnya.Secara umum perbedaan morfologik lazimnya memberikan perbedaan dalam fungsinya.
3.4 Ciri dan klasifikasi jaringan ikat
Ciri khas jaringan ikat :
- Adanya sel-sel,
- Adanya serabut atau serat
- Adanya bahan dasar (matrix) atau bahan antar sel.
Klasifikasi Jaringan Ikat :
A. Jaringan ikat embrional :
a. Jaringan ikat Mesenkhim (lampiran 1)
Jaringan ikat masenkim terdiri dari:
- sel mesenkim
- Bentuk tidak teratur
- Memiliki penjuluran panjang dan saling berhubungan
- Awal perkembangan, tidak ada serabut
- Banyak bahan dasar
b. Jaringan ikat berlendir/gelatin (lampiran 1)
Jaringan ikat berlendir(gelatin) tediri dari :
- Ruang sel diisi oleh gel
- Terdapat sel (stellate fibroblast) yang membentuk jalinan:
- Terdapat pada : tali pusat, hipodermis embrio, balung ayam
B. Jaringan ikat dewasa :
a. Jaringan ikat biasa (Conn. Tissue proper) :
1. Jaringan ikat umum :
# jaringan ikat longgar (Lampiran 2) terdapat dimana-mana dalam tubuh
Ciri khasnya :
- Selnya bayak dan bermacam-macam
- Serabutnya sedikit
- Matriks banyak
Fungsi:
- Penunjang,pengisi serta pengikat alat-alat tubuh lain
- Media antara pembuluh darah dan sel
- Mengatasi penyebaran kuman pada infeksi local
- Mengatur persembuhan luka
# jaringan ikat padat ( Lampiran 2 ):
Ciri khas :
- Serabutnya padat, bisa serabut kolagen atau elastic
- Selnya relative sedikit dan macamnya terbatas
- Matriks relative sedikit
Dengan melihat susunan serabut, dapat kita bagi dalam:
jaringan ikat padat teratur :
Jaringan ikat Kolagen(lampiran 2),
mempunyai ciri :
Daya regang tinggi
Membentuk berkas
Banyak fibroblas dan dijumpai pada tendon
Jaringan ikat Elastin(lampiran 3), mempunyai ciri :
Jalinan serabut elastik yang saling berhubngan
Dijumpai pada : ligamentum nukhe, otot perut herbivora
Mayoritas serabut kolagen:
- Urat tendon
Fungsi : sebagai alat pertautan otot pada tulang, misalnya : otot kaki lazimnya mempunyai tendon yang panjang.
- Ligamentum
Struktur mirip dengan tendon, sebagian besar terdiri dari serabut kolagen, tersusun sejajar dan padat.
Fungsi : sebagai alat pengikat persendian, menyeberang dari bungkul tulang yang satu ke tulang yang lain.
- Fasia (fascia)
Secara anatomi ada istilah :
Fascia superfisialis: Terletak dibawah kulit, terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel-sel lemak didalamnya
Fascia profunda :
Lebih dalam letaknya, terdiri dari jaringan ikat padat . bagian bawahnya bisa bertaut dengan tulang, ligament atau tendon. Selanjutnya sering membentuk daun menyusup diantara otot disebut septa intermuskularis .
Aponeurosis
- Struktur mirip tendon serta ligament, hanya saja lebar dan agak tipis . susunan serabut yang sejajar ini bisa berlapis-lapis dengan arah yang dapat berlawanan.
Aponeurosis kadang-kadang tampak :
- Membungkus otot
- Terletak diantara otot
- Bisa tak berhubungan langsung dengan otot
Mayoritas serabut elastic: ligamentum nukhae,
tunica flava
jaringan ikat padat tidak teratur(lampiran 3)
mayoritas serabut kolagen dengan anyaman tidak teratur tapi kokoh.
Sering dikenal sebagai “jaringan ikat fibrosa” misalnya:
- Kapsula dan tunika albugenia
- Korium
- Periosteum dan Endosteum.
2. Jaringan ikat khusus : terdapat pada jaringan limfoid dan mieloid
jaringan retikuler Terdiri dari : (lampian 3)
• Sel-sel retikuler
Mempunyai banyak penjuluran, inti besar dan pucat, sitoplasma pucat tampa ada butir-butir atau vakuola didalamnya.
• Serabut retikuler
Fungsi dilihat dari segi fisiologi ;
- Ditempat tertentu masih memiliki potensi embrionik dengan pengertian dapat menumbuhkan beberapa macam benda darah.
- Memiliki sifat fagositose misalnya ; sel-sel RES
- Memiliki sifat fibroblastic dalam arti dapat menghasilkan serabut
Pembentukan benda-benda darah misalnya :
- Sumsum tulang (medulla osseum)
- Limpa (lien)
- Limfonodus
- Limfonodulus
- Timus
jaringan lemak (lampiran 4)
Fungsi lemak dalam tubuh hewan:
a. Merupakan depot lemak yang sangat penting bagi hewan yang hidup di daerah dingin
b. Isolasi panas tubuh, karena lemak sedikit sekali melangsungkan panas
c. Penangkal tekanan misalnya bantal telapak kaki
d. Pelindung alat-alat tubuh vital
Jaringan lemak merupakan tipe tersendiri dari jaringan ikat yang didalamnya banyak mengandung sel-sel khusus yang mampu menimbun lemak. Diantara sel-sel lemak terdapat serabut kolagen, elastic dan retikuler disamping pembuluh darah yang banyak.
Terdapat 2 Jenis jaringan lemak, yaitu :
Jaringan Lemak Cokelat
Ciri : -Sel lebih kecil
-Unit lemak tersebar pada sitoplasma
-Kadar sitokrom tinggi
-Dijumpai : Rodentia, Hibernating animal
Jaringan Lemak putih
Ciri : - Sel terbagi septa menjadi kelompok sel
disebut lobulus
- Diameter 200 mikron
- Sitoplasma tipis
- Sel lemak dikelilingi jaringan serabur
kolagen dan elastik
jaringan berpigmen
Jaringan ikat berpigmen banyak sel-sel mengandung pigmen berwarna coklat kehitaman disebut “melanin”. Sel-sel memiliki penjuluran-penjuluran, yang dalam sitoplasma banyak terkumpul butir-butir pigmen. Butirnya berbentuk pipih dan bulat berdiameter 0,5 mikron.
b. Jaringan ikat bermodifikasi :
1. tulang rawan : 2. tulang
-tulang rawan hialin.
-tulang rawan fibrosa
- tulang rawan elastik
3.5 Serabut Jaringan ikat
Pada jaringan ikat dewasa dikenal adanya tiga macam serabut, yakni ;
a. Serabut kolagen
b. Serabut elastic
c. Serabut retikuler
a. Serabut kolagen ;(lampiran 4)
Sifat-sifat umum :
- Lentur susah direnggangkan
- Dapat dicerna oleh pepsin
- Susah dicerna oleh tripsin yang alkalis
- Bila direbus menjadi gelatin
- Bila direndam dalam asam lemah menggembung tapi dalam basah lemah bahan antar fibril larut sehingga fibril terurai
- Pengolahan dengan garam berat dan asam tennin menjadikannya susah larut.
- Terdiri dari polipeptida
- Lentur,daya tarik tinggi(tendon,ligamen,kapsula)
Pembentukan serat kolagen:
membentuk prokolagenkolagenfibril kolagenberkas serabut kolagen
b. Serabut elastis :
Dikenal sebagai “serabut kuning” karena dalam keadaan segar beraspek kuning.
Misalnya ; ligamentum nukhe, tunika flava
Sifat umum :
- Bersifat elastic(di sekitar pembuluh darah,syaraf,dan lemak)
- Tahan terhadap pengaruh panas atau dingin , juga terhadap pengaruh enjima pencernaan , kecuali oleh pankreatin atau elastase dari pancreas
- Sulit diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin.
c. Serabut retikuler(Lampiran 4):
Jumlahnya paling sedikit dan bentuknya paling halus, bercabang-cabang membentuk retikulum. Pada pewarnaan biasa tidak tampak, sruktur serabutnya mirip dengan serabut kolagen(terdapat di pembuluh darah,syaraf dan lemak)
Perbedaannya:
- Serabut lebih halus dan bertendensi membentuk reticulum
- Sifat serabut retikuler lebih tahan terhadap pengaruh pepsin daripada serabut kolagen meskipun strukturnya identik
- Perbedaan dalam sifat argirofil antara serabut retikuler dan kolagen, tergantung pada jumlah dan susunan Unit prolisakharida yang mempersatukannya.
3.6 Sel jaringan ikat
Dalam komponen penyusun jaringan ikat, terdapat sel-sel penyusun. Sel-sel tersebut mempunyai sifat diam dan berpindah-pindah. Sel-sel tersebut adalah :
A. Sel Tetap, dibagi menjadi 3 :
a. fibroblast, cirinya adalah :
Paling banyak dalam jumlah
Bentuk memanjang Inti Runcing, Sitoplasma pucat, inti lonjong,
seperti gelendong
Aktif pada hewan muda , pada dewasa kurang aktif (fibrosit)
Fungsi : penghasil serabut
b. Perisit, cirinya adalah :
Sel berbentuk memanjang
Sel perikapiler
Inti lonjong,sitoplasma sedikit
Dianggap progenitor fibroblast
c. Sel lemak, cirinya adalah :
Dapat berkelompok atau berdiri sendiri
Bentuk bulat atau polihedral
Diameter 120 mikron
B. Sel Pengembara dibagi menjadi 4 :
a. Sel plasma :
Jarang terdapat pada jaringan ikat biasa , tetapi sering tampak pada selaput lendir saluran pencernaan dan omentum mayus. Bentuk sel lonjong tak teratur tapi lebih kecil daripada histiosit. Inti kecil dan letaknya ditepi dan kromatin tersusun sebagai roda. Sitoplasma bersifat basofil sebagaimana pada limfosit dibagian tengah dimana sitoplasma banyak terdapat, bersifat cerah, yakni daerah golgi kompleks.
Fungsinya ;
- Membuat zat kebal (antibodies)
b. Sel mast:
Sering disebut “sel tiang”. Selnya besar bentuk lonjong ,intinya pucat, sitoplasmanya banyak mengandung butir-butir yang bersifat basofil.
Dengan toluidin biru – biru
Dengan neutral red – merah.
Kedua zat warna tersebut bersifat basa. Sel mast bentuknya agak mirip dengan leukosit basofil, sifat butir-butir sel mast mudah larut dalan air sehingga tidak tampak dengan pewarnaan H.E oleh karena itu diperlukan metode khusus untuk menunjukkannya. Banyak terdapat pada kulit dan usus.
Fungsi :
- Menghasilkan heparin (antikoagulan)
- Sumber histamine dalam keadaan alergi
- Serotonin, suatu vasokonsriktor pada tikus
- Ikut membentuk mukopolisakharida jaringan
c. Makrofag
Sifat dari makrofag ada yang tetap dan mengembara. Bila makrofag yang bersifat mengembara, selnya lebih besar, bolat dan lonjong, dengan sitoplasma berbusa dari pada makrofag yang bersifat tetap(histiosit)
Makrofag Meliputi :
- Sel-sel kuffer yang terdapat pada dinding sinusoid hati.
- Sel retikuler pada sinus dari limfonodus , jaringan lifoid serta
jaringan myeloid.
- Histiosit yang dijumpai pada jaringan ikat.
- Sel debu atau septa sells pada jaringan ikat pulmo
- Microglia pada otak
- Monosit, leukosit yang ada dalam aliran darah maupun dalam
jaringan ikat
d Melanosit, cirinya adalah :
Sel pigmen
Penjuluran panjang dan banyak bercabang
Fungsi : menghasil melanin;yaitu penyerap cahaya
3.7 Darah dan limfe merupakan jaringan ikat
Beberapa penulis buku histology lazimnya enggan secara nyata mencantumkan darah dan limfe kedalam klasifikasi jaringan ikat. Mereka lebih suka membahas bab darah dan limfe secara tersendiri meskipun dalam ulasan sebenarnya cenderung untuk menggolongkannya kedalam jaringan ikat. Atas terpenuhinya kriteria jaringan ikat yang diperkuat dengan hasil-hasil penelitian electron mikroskopik pada struktur fibrin yang mirip dengan fibril-fibril serabut kolagen, kiranya tidak keliru bila secara tegas darah dan limfe dikolongkan kedalam jaringan ikat.
Beberapa kalangan kadang-kadang menarik garis batas antara penafsiran embrio dan fetus dengan dalih bahwa histology dan embryologi memang sangat erat hubungannya. Lagipula apabila menyangkut struktur jaringan pada fetus menjelang partus dan beberapa minggu post-partum masih belum banyak perbedaannya. Jadi yang kita maksud dengan “jaringan ikat embrional” adalah jaringan ikat dari makhluk yang masih dalam kandungan induknya (makhluk pre-natal). Sedangkan jaringan ikat dewasa jelasnya yang berasal dari hewan yang telah dewasa, dimana klasifikasi didasarkan pada :
- Perimbangan serta macam serabutnya
- Susunan dari serabut serta kepadatannya
- Perbedaan dalam matriks
- Macam sel-selnya.
Kita sadari bahwa klasifikasi jaringan ikat belum dapat mencakup seluruh materi jaringan ikat yang terdapat pada tubuh hewan : meskipun demikian klasifikasi ini perlu untuk mempelajari organisasi jaringan ikat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dudek, W Ronald. 2001. Intisari Histologi. Jakarta : Hipokrates
LAMPIRAN
Lampiran 1
Gambar Jaringan ikat Mesenkhim
Gambar Jaringan ikat gelatin
Lampiran 2
gambar jaringan ikat longgar
Gambar jaringan ikat padat
Gambar Jaringan ikat Kalogen
Lampiran 3
Gambar jaringan ikat elastin
Gambar jaringan ikat tidak teratur
Gambar jaringan ikat Retikuler
Lampiran 4
gambar serabut retikuler
gaambar serabut kalogen
Gambar jaringan lemak
LEMAK PUTIH LEMAK COKELAT
Lampiran 5
Gambar Jaringan ikat
Tulang rawan ialah :
- Permukaan persendian
- Larings, trakea dan bronchi
- Tulang rawan rusuk, sternum dsb.
Ciri khas :
- Sel tulang rawan relative sedikit
- Serabut bervariasi
- Matriks kuat, mengeras kecuali pada kartilago fibrosa
Tulang rawan dibagi dalam :
- Cartilage hyaline
- Cartilage elastic
- Cartilage fibrosa
1) Tulang rawan hialin
Dalam keadaan segar bersifat lentur semitransparan, berwarna putih kebiruan. Dipermukaan terdapat jaringan ikat padat tak teratur, berperan dalam pembentukan tulang rawan.
Bangun histologik :
Terdapat dua lapis yakni :
a. Perikhondrium :
o Lapis luar terdiri dari jaringan ikat longgar atau padat tidak teratur
o Lapis dalam jelas pada fetus atau hewan muda yang terdiri dari khondroblas setelah dewasa lapisan ini tidak jelas
b. Khondrosis ;
Terdapat dalam rongga dan dinding lunak disebut “lacuna”.khondrosit berbentuk bulat, lonjong dengan inti besar terletak ditengah. Nucleus jelas sedangkan inti sendiri agak pucat. Dalam sitoplasma terkandung banyak lemak serta glikogen.
c. Matriks ;
Bahan dasar dalam keadaan segar maupun setelah mengalami pewarnaan tampak homogen, meskipun sebenarnya terdapat serabut kolagen di dalamnya.
Tulang hialin kita jumpai pada ;
- Permukaan persendian
- Cartilage costalis
- Tulang rawan larings, trachea dan bronchi
2) Tulang rawan elastic (cartilage elastic)
Terdapat pada ;
- Daun telinga
- Tuba eustachii
- Epiglottis
- Membrane niktitans
- Cartilage arytenoidea pada larings
3) Tulang rawan fibrous (cartilago fibrosa)
Dijumpai pada :
- Miniskus
- Cartilage asesorius dari patella
- Simfisis pubis
- Diskus intervertebralis
- Tempat pertautan tendon atau ligament pada tulang dekat permukaan persendian yang terdiri dari tulang rawan hialin
Pembentukan tulang rawan (chondrogenesis)
Dilihat dari dua aspek
- Pertumbuhan embrional dari blastema tulang rawan, berupa mesenkhim dengan khondroblas
- Pertumbuhan setelah dewasa dari perikhondrium
Pembentukan tulang rawan menempuh dua cara ;
- Pertumbuhan secara interstisiel , melalui ekspansi dari dalam dengan pembelahan khondrosit berkali-kali . tiap khondrosit yang terjadi akan berpisah dan membentuk kapsula tersendiri
- Pertumbuhan secara aposisi. Penambahan tulang rawan berlangsung dibagian tepid an khondroblas berkembang dari perikhardium dengan membelah beberapa kali dalam membentuk khondrosit. Khondrosit selajutnya membentuk matriks, serta fibril. Cara pertumbuhan aposisi ini menghasilkan pulau tulang rawan yang makin luas arealnya.
TULANG
Terdapat dua lapis :
• Lapis luar (lapis fibrosa), berupa jaringan ikat pekat tidak teratur yang mengandung pembuluh darah dan limfe serta syaraf.
• Lapis dalam (cambium), adalah jaringan ikat longgar dengan fibroblast yang mempunyai potensi osteogenik
Dinding tulang mempunyai tiga unsure yang merupakan cirri khas jaringan ikat, yakni :
1) Sel
Sel-sel yang terdapat pada tulang adalah :
a. Osteoblas : berupa sel-sel tulang yang masih muda , berasal dari mesenkhim (stadium embrio) atau fibroblast (dewasa).
b. Osteosit : adalah sel tulang dewasa berasal dari osteoblas. Osteosit telah terkurung dalam lacuna dan kanalikuli, karena matriks disekitarnya telah mengeras karena berkapur (kalsifikasi). Badan sel terdapat dalam lacuna sedangkan penjulurannya dalam kanalakuli.
c. Osteoklas : sel tulang yang mempunyai inti banyak (polinuklear), berukuran besar dan banyak terdapat pada tulang yang sedang tumbuh.
2) Serabut
Pada tulang terdapat serabut kolagen yang agak pekat.
Lamel-lamel pada serabut :
a. Lamel umum ;
Lamel yang langsung terdapat dibawah periost disebut “lamel umum luar” sedangkan yang terdapat dibawah endost adalah “lamel umum dalam” jumlah lamel ini bervariasi cukup besar.
b. Lamel khusus :
Lamel yang terdapat pada osteon atau system haver. Lamel khusus terdapat mengitari saluran haver. Berlapis-lapis antara 4-12.
c. Lamel interstisiel ;
Adalah sisa-sisa lamel khusus dari osteon yang telah dirombak. Oleh karena itu terdapat diantara osteon dan berfungsi sebagai pengisi.
Osteon atau sitem haver. Adalah suatu tulang yang terdiri dari :
- Saluran haver, berisi pembuluh darah limfe dan syaraf
- Lamel khusus kira-kira sekitar 4-12 buah
- Lacuna dan kanalikuli yang berisi osteosit.
3) Mariks atau bahan dasar (ground substance):
Berupa gel yang mengandung 2 bahan pokok yakni bahan organik dan anorganik.
Bahan organic terdiri dari ;
- Oseomukoid, suatu protein mukopolisakarida yang mengandung khondroitin sulfat.
- Protein khusus, sebab lebih tahan dalam air panas daripada kolagen.
Bahan anorganik terdiri dari :
- Kalsium fosfat 85%
- Kalsium karbonat 10%
- Kalsium fluoride dan magnesium fluoride 5%.
SUMSUM TULANG ; (medulla ossium)
Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang mengisi ruang sumsum, saluran Haver yang besar , dan rongga-rongga substansi spongiosa.
1. Sumsum tulang merah (medulla ossium rubra):
Terdapat pada tulang fetus dan hewan-hewan mudah, setelah dewasa terbatas pada vertebre, sternum, koste dan epifise tulang-tulang pipa sumsum tulang merah dikenal sebagai alat hemopoietik untuk penggantian eritrosit, leukosit granuler serta trombosit.
2. Sumsum tulang kuning : (medulla ossium flava).
Bentuk sumsum tulang yang telah mengandung sel-sel lemak sehingga beraspek kuning.
DARAH DAN LIMFE ;
a) DARAH
Fungsi darah :
- Sebagai alat pengangkut, misalnya ;
• Zat makanan, hormone, metabolit, diangkut oleh plasma darah.
• Zat asam dan zat asam arang diangkut oleh benda darah merah
- Mempertahankan tubuh terhadap serangan penyakit baik oleh kuman maupun hama yang mengeluarkan toksin. Kuman akan dilawan oleh benda darah putih dan toksin-toksin akan ditawar oleh zat-zat kebal dari plasma darah.
Komposisi darah ;
Darah terdiri dari :
• Plasma darah (55%)
• Benda-benda darah (45%)
Plasma darah :
Kandungan dari plasma darah :
- Garam-garam anorganik berkadar kira-kira 0,9%
- Protein
- Lemak
- Hormone , enjima, vitamin, zat-zat hara
Secara histologik benda-benda darah dibagi dalam:
A. Benda-benda darah (eritrosit)
B. Kepingan darah (trombosit)
C. Benda darah putih (leukosit)
b) LIMFE:
Berupa cairan yang mengisi pembuluh limfe, berasal dari berbagai daerah tubuh yang berbeda komposisinya, untuk selanjutnya memasuki aliran darah dekat jantung.
Peranan limfonodus :
- Menyaring limfe regional terhadap benda asing. Misalnya ; kuman, pecahan sel.
- Melepaskan limfosit segar, karena limfonodus adalah salah satu pabrik dari limfosit.
c) HEMOPOIESIS ;
Suatu proses pembentukan benda-benda darah postnatal dalam jaringan hemopoietik berlangsung dalam jaringan limfoid dan jaringan myeloid.
Jaringan Ikat
Monday, November 2, 2009Posted by Fredi wibowo at Monday, November 02, 2009
Labels: Mata Kuliah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment